CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 21 April 2013

Hari Bahagia Datang






Ketika aku lulus dari SD ku di Jakarta, aku melanjutkan sekolahku di SMPN 9 Malang tepatnya dikelas 7 F . Disana aku mulai beradaptasi dengan teman-temanku.  Aku juga mulai belajar menggunakan bahasa jawa agar aku bisa berkomunikasi dengan lancar seperti teman- teman yang lainnya. Ini adalah pertama kalinya aku sekolah di luar kota . Aku mempunyai seorang teman yang bernama Rizka . Rizka adalah satu-satunya teman ku dikelas ini . Ia anak yang baik tetapi entah mengapa ia sangat pelit padaku. Sangking pelitnya dia tidak mau mengajariku pelajaran yang tidak aku bisa . Padahal aku sering mengajari nya dan aku juga adalah teman dekatnya.

Semakin lama aku berada di kelas 7 F , aku merasakan ketidaknyamanan. Kelasnya begitu ramai dan menyebabkan aku tidak bisa berkonsentrasi saat belajar maupun ulangan . Selain itu teman – teman saling bertengkar satu sama lain yang disebabkan masalah sepele . Ada beberapa murid yang bisa dibilang “biang”nya masalah. Lebih anehnya lagi dikelas ini yang paling sering bertengkar adalah siswa putri. Mereka sering menjelek-jelekkan temannya sendiri , bergosip yang tidak – tidak dan itu seakan menjadi kebiasaan mereka . Bahkan mereka sering beradu mulut .Aku sudah mencoba memisahkan mereka , tapi tetap saja tidak bisa.  Jujur , aku benar- benar bingung bagaimana cara menyelesaikannya . Akhirnya aku putuskan untuk tidak mencampuri urusan mereka , dan tetap fokus pada kewajiban ku yaitu belajar .
Begitulah hari – hari yang aku lalui di kelas 7 F . Tidak ada yang begitu istimewa dikelas ini . Sampai saat – saat terakhirku duduk dikelas , aku tetap tidak punya sahabat yang benar-benar baik . Aku lelah berada dikelas ini.

Setelah ujian sekolah sekolah selesai , aku duduk di kelas 8 D . Aku sudah mengenal sebagian siswa dan beberapa yang tidak aku kenal . Aku berusaha untuk mengenal semua siswa di kelas 8 D . Hari demi hari berlalu , aku telah mengenal semua siswa . Aku melihat banyak siswa yang nakal dan tidak bisa diatur. Walaupun begitu aku mempunyai seorang teman dekat bernama Aviva. Ia satu-satunya siswa yang baik dan selalu membantuku. Aku sangat senang berteman dengannya . Begitu pula dengannya , ia sangat senang berteman dengan ku karena aku orang yang baik . Dikelas aku terkenal siswa yang sangat teladan dan pemurah. Aku sering  menolong setiap orang yang sedang kesusahan. Sehingga banyak sekali yang meminta uang padaku. Tiba-tiba Aviva datang menghampiriku dan ia bertanya , “ Aulia, kenapa kamu memberinya uang ? paling- paling mereka memanfaatkan mu saja ! “ lalu aku menjawab , “ Enggak kok va , kasian mereka gak ada ongkos buat pulang “. Aviva lalu terdiam tidak berkomentar apapun.

Setelah beberapa bulan aku merasa ada yang aneh. Mereka setiap hari terus meminta uangku dengan alasan yang sama. Bahkan hari ini mereka tetap meminta uangku lagi. Sebenarnya aku tidak ingin setiap hari memberi mereka uang. Tapi tidak disangka mereka memaksaku dan mengancamku jika aku tidak memberikan uang kepada mereka, mereka tidak akan mau berteman lagi denganku.  Ini membuat aku akhirnya sadar , bahwa selama ini mereka hanya memanfaatkanku saja. Aku merasa bersalah pada Aviva karena  tidak mendengarkan kata – kata nya. Aku memutuskan untuk tidak berteman dengan mereka dan berpura – pura melupakan masalah nya . Karena kejadian ini aku merasa tidak nyaman berada di kelas ini.

Pernah suatu saat , sebagian dari mereka ada yang ke kantin padahal sedang tidak ada gurunya. Sedangkan yang lain membuat gaduh kelas dan mengganggu kelas lain yang pada saat itu sedang ulangan. Akhirnya datang seorang guru dan memarahi kami semua.Ini sering terjadi dikelasku. Seakan tidak ada penyesalan yang terlintas di benak mereka. Aku tidak tahan selalu terlibat dimarahi guru karena ulah teman – temanku. Bahkan aku sudah mencoba untuk menasehati mereka tetapi mereka tetap saja tidak mau mendengarkanku. Begitupun seterusnya, sampai aku sudah naik kelas 9.

Saat ini aku duduk dikelas 9 G. Aku benar – benar sangat bersyukur karena aku masuk di kelas unggulan. Senang sekali bisa berteman dengan anak – anak pilihan dan tidak nakal seperti dulu lagi. Dikelas ini banyak siswa yang berasal dari kelas 8 G yang juga merupakan kelas unggulan. Aku mencoba untuk beradaptasi dengan mereka . Tetapi aku heran , mengapa mereka tidak mau berbaur dengan anak yang bukan berasal dari kelas mereka yang dulu. Aku berusaha untuk memahaminya. Semakin lama aku beradaptasi dengan mereka semakin aku tahu bahwa mereka benar- benar tidak mau berbaur denganku. Mungkin mereka berpikir bahwa merekalah yang paling pintar dan merasa hebat karena mereka selalu di puji oleh guru. Hampir semua siswa dikelas mempunyai sifat individualism yang tinggi
Suatu saat ada kegiatan diskusi kelompok. Karena aku tidak punya pilihan lain aku terpaksa berkelompok dengan siswa yang sering mengejekku. Saat kegiatan diskusi dimulai , aku merasa pendapatku tidak pernah dianggap malah aku terus diejek  dan ditertawakan. Aku tahu itu bukan bercanda karena itu sangatlah menyakitkan untukku. Hari demi hari aku lewati , aku merasa sudah tidak tahan menghadapi mereka . Aku ingin pergi dan tidak ingin bertemu mereka selama – lamanya . Akhirnya hari yang kutunggu tiba , saatnya aku lulus dari SMP dengan perasaan yang sangat bahagia bisa meninggalkan mereka hingga pada saatnya aku diterima di SMAN 5 Malang.

X- 6 itulah kelas yang aku duduki saat ini. Dengan perasaan penuh harap bisa bertemu teman yang baik. Pada saat pertama kali aku masuk kelas aku duduk sebangku dengan Silfi. Silfi adalah temanku yang sangat baik. Ia membantuku setiap aku mengalami kesulitan. Ia juga merupakan sahabat yang sangat menyenangkan untukku. Setelah aku mengenal Silfi ,  aku lebih mengenal banyak teman lagi seperti Rima , Masfi , Afilia , Erlinda , Mia , Atikah , Yasmita , Winda dan masih banyak lagi . Tapi pada awalnya aku belum mengenal lebih dekat dengan mereka.

                Akupun bertanya pada diriku sendiri , “ Apakah mereka teman- teman yang baik untukku ? “. Batinku didalam hati.  Seiring berjalannya waktu , aku dekat dengan mereka . Teryata mereka tidak seperti yang aku pikirkan , mereka begitu baik dan peduli padaku . Kami merasa  betul – betul saling bersahabat , kami saling bercanda , bergurau dan berbagi satu sama lain . Aku bahkan berpikir bahwa mereka adalah hadiah kecil yang dikirim tuhan untukku.  Akhirnnya kami sudah mengenal sifat masing – masing . Dahulu , aku tidak menjadi diriku sendiri tetapi sekarang aku bisa menjadi diriku sendiri. Aku bahkan bisa tertawa lepas bersama sahabatku setelah sekian lama tidak pernah kurasakan. Sahabat itu seperti pelangi yang memberikan warna setelah gelapnya hujan. Sahabat , aku benar – benar bahagia saat ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar